Hidupku tak seberuntung kalian kawan
lanjutan episode 1.
Tapi yasudahlah, sekarang bukan waktunya memikirkan hal
seperti itu, tugasku hanya belajar menuntut ilmu untuk mengejar cita-citaku.
Keesokan harinya, saat itu hari kamis jadwal masuk lab
karena pelajaran produktif. Oh iya, aku sekolah di smkn 1 ciamis sekolah
favorit di ciamis, aku mengambil jurusan RPL karena pada saat aku mendaftar,
jurusan RPL merupakan jurusan ujicoba, dan aku merupakan angkatan pertama
jurusan RPL di sekolahku. Sebelum
berlanjut aku akan meceritakan sedikit tentang jurusan yang aku pilih. Aku memilih jurusan RPL karena aku tertarik
dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan komputer, jadi aku memilih
jurusan ini. Dan aku juga menyukai hal hal yang baru, ya walaupun terkadang
membingungkan.
Oke lanjut, pada saat itu aku ada jadwal produktif RPL jadi
kegiatan pembelajaran full di lab, belajar di lab memang menyenangkan, tidak
mengeluarkan keringat tapi menguras otak. Guru produktif yang mengajar di
kelasku adalah Pak KIKI, dia guru paling sadis kalo memberi tugas, dia juga
ketua pogram keahlian RPL, ad juga Pak Dian, dia guru paling baik yang pernah
aku kenal. Di RPL kita belajar banyak, belajar algoritma, membuat Web, membuat
aplikasi Desktop dan program lainnya yang berhubungan dengan software. Di
kelasku perempuan hanya sedikit, dominan kebanyakan laki laki, tidak seperti
jurusan lain yang kebanyakan perempuan, jadi tidak aneh kalo di sekolah jurusan
RPL sangat di segani.
Di kelas aku orangnya tidak terlalu bayak bicara, bukan
karena aku sombong atau pemalu, tapi ya sikap teman temanku terhadapku memang
seperti itu, seolah olah aku tidak mempunyai teman yang sebenarnya, yang ada
hanya teman yaaa sekedar teman di kelas, setelah pulang seakan aku tidak punya
teman sama sekali. Walaupun aku dikucilkan, aku sama seperti orang lainnya, ingin
mempunyai teman, dan merasakan berpacaran. Jujur aja dar lahir sampe detik
sekarang aku belum pernah merasakan berpacaran, tapi sebenernya aku tertarik
kedapa temen sekelasku, tapi yaaa aku sadar diri aja, lagipula di kelasku
perempuan hanya sembilan orang, bukan aku malu atau tidak percaya diri, hanya
saja keadaan tidak mendukung. Orang tuaku hanya orang yang sederhana, ya
mungkin kami keluarga tidak beruntung, tapi kami tetap bersyukur. Alasan aku
belum pernah berpacaran, ya tampang tidak seberapa, hp nokia simbian, motor
tidak punya, uang saku hanya cukup buat beli minum dan makanan. Perempuan jaman
sekarang mandang banget penampilan sama harta, tapi yasudahlah lupakan.
Di kelasku ada perempuan yang aku suka dan aku kagumi, tapi
ya aku banyak saingan kayaknya tidak mungkin dia juga suka sama aku, dia juga
pasti berfikir 1000x. Aku hanya bisa mengagumi dari kejauhan dan memandang dia
secaran diam diam.
Bel istirahat pun berdering, orang orang sangat senang saat
mendengar bel istirahat. Tapi tidak dengan aku, pada saat istirahat aku bingung
harus bagaimana, jajan aku tidak punya uang, jam sholat masih agak lama, jadi
aku putuskan membaca buku dan berdiam di lab saja.
Saat membaca buku, terdengar seorang perempuan memanggiku,
“ fik, kenapa kamu tidak istirahat..?”
suaranya tidak asing,
saat aku lihat ternyata dia perempuan yang aku suka, namanya widhi. Dengan
perasaan tidak karuan bercampur senang, aku menjawab sambil tersenyum,
“ Eh widhi, engga
wid, lagi males keluar,.”
Dengan muka manis, widi mendekatiku dan bertanya,
“emang kamu lagi ngapain.? Ko kamu ga ikut sama teman teman
yang lain..?”
Sambil degdegan aku agak gugup, maklum, jarang jarang dia
bertanya dan menghampiriku, dengan terbata bata akupun menjawab,
“ eh ini, aku sedang membaca buku, kamu sendiri kenapa tidak
istirahat.?”
Dengan muka penasaran, dia bertanya lagi.
“ buku apa tuh..? boleh liat ga..?, aku lagi males keluar,
lagian aku tadi pagi udah beli makanan,”
Dengan perasaan senang, karna jarang sekali dia bertanya
banyak seperti ini, sampai membuat aku bingung harus berkata apalagi,
“ ini buku novel wid, boleh nih,”
Dengan bersemangat widhi pun mengambil buku yang sedang aku
pegang, lalu tidak lama kemudian dia bertanya,
“eh fik kamu sudah makan belum..?”
Dengan malu aku menjawab,
“belum wid, hehehe.”
“yasudah tunggu sebentar,” widhi pun mengambil tasnya,
“nih, ada roti sama gorengan, tadi sengaja aku beli banyak,
belum aku makan ko, belum aku buka bungkusnya juga,”
Dengan perasaan kaget, kagum, campur aduk, ternyata dia baik
juga,
“jangan wid, makan aja sama kamu, jangan repot repot,”
dengan perasaan malu aku menolaknya, walaupun sebenarnya perut terasa lapar.
“udah gapapa, ambil aja, aku masih kenyang ko” dengan
memaksa dia memberikan makanan ke tanganku.
“ ini buat aku wid.? Seriusan wid.?” Dengan perasaan senang
aku pun mengambilnya.
“dimakan ya, habisin, awas saja kalo tidak dimakan,!” .
Pada saat itu, terlintas di pikranku untuk mengatakan
sesuatu tentang perasaanku terhadap dia,
Di dalam hati ( wah kesempatan bagus nih, aku di lab hanya
berdua dengan dia, apa aku bicarakan masalah tentang perasanku, kapan lagi aku
dapat momen seperti ini, tapi kalo dia...., ah sudahlah yang penting aku
bicarakan dulu dan jujur kepadanya.)
Tak lama kemudian dia pun mengembalikan buku yang tadi dia pinjam
dan mulai berdiri dan berkata,
“eh fik, aku keluar duluan ya, sebentar lagi mau duhur, aku
juga pengen ke wc dulu,”
Lalu dia berjalan menjauhiku, saat mendekati pintu lab,
secara spontan aku berteriak,
“Tunggu Wid..!”
Lalu dia berhenti dan berbalik melihatku,
“iya fik.. ada apa ya..?”
Dengan keringat dingin dan suara yang lantang,
“ Wid, boleh ga aku jujur..?
Sebenernya................”
Kelanjutan cerita akan di posting beberapa hari yang akan
datang, tinggalkan alamat email di coment, agar kalian tau kelanjutan
ceritanya.
Terimakasih telah membaca..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar